Selasa, 08 Mei 2018

Kedatangan Belanda di Indonesia, Terbentuknya VOC dan Bubarnya VOC


Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Potensi kekayaan alamnya sangat luar biasa. Kekayaanya mencakup dilaut dan didarat.

Hal inilah yang membuat banyak bangsa dari penjuru dunia datang ke Indonesia untuk mencari bahan rempah-rempah. Tapi tahukah anda apa itu rempah-rempah? 
Rempah-rempah adalah bagian tumbuhan yang beraroma atau berasa kuat yang digunakan dalam jumlah kecil di makanan sebagai pengawet atau perisa dalam masakan.

Mereka yang datang ke Indonesia sebagian besar para pelaut dan pedagang dari negara-negara Eropa. Para pedagang tersebut awalnya hanya berniat berdagang saja dengan penduduk Indonesia, begitu mengetahui kekayaan alam Indonesia, mereka berubah niat ingin menguasai Indonesia.

Latar Belakang Datangnya Belanda

Setelah kota konstantinopel jatuh ke tangan Turki pada tahun 1453 M, menyebabkan harga rempah-rempah di daerah Eropa menjadi sangat mahal karena jumlahnya dibatasi oleh Turki. Karena hal itulah bangsa Eropa berusaha mencari rempah-rempah ke dunia timur.

Ada 2 faktor yang mempengaruhi Belanda untuk mencari rempah-rempah ke dunia timur

  1. Faktor Politik ⇒ Belanda sangat berhasrat untuk mengalahkan Turki dari belakang serta ingin meneruskan perang salib di dunia timur.
  2. Faktor Ekonomi ⇒ Belanda ingin mendapatkan rempah-rempah dengan harga yang murah.
Selain 2 faktor tersebut, Belanda juga bermaksud menyebarkan pengaruh renaissance dan agama Nasrani. 

Karena dikuasainya Portugis oleh Spanyol pada tahun 1580 membuat Belanda kesulitan untuk mencari rempah-rempah di pelabuhan Portugis.



Awal Kedatangan Bangsa Belanda


Bangsa Belanda datang pertama kali ke Indonesia pada tanggal 22 Juni 1596. Mereka mendarat di pelabuhan Banten setelah berlayar di lautan selama 14 bulan.

Armada Belanda ini dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Semula kedatangan mereka ini disambut baik oleh penduduk Banten. Tetapi, lama-lama Belanda menunjukkan sikap yang serakah, kasar, dan sombong. Mereka memaksa rakyat Banten untuk menyediakan lada dan tidak mau membayarnya.
Hal inilah yang menyebabkan rakyat Banten mengusirnya. Akhirnya dengan terpaksa Belanda harus menyingkir dari Banten.

Orang-orang Belanda kemudian berlayar ke Bali. Namun armada Belanda di Bali tidak mendapat sambutan dengan baik. Akhirnya mereka memutuskan kembali ke Eropa dengan tangan hampa serta menanggung kerugian yang sangat besar.

Tahun 1598 untuk kedua kalinya Belanda datang di Banten. Armada ini dipimpin oleh Jacob Cornelisz Van Neck dan Van Warwijck. Sikap mereka lebih ramah daripada sebelumnya sehingga kedatangan mereka ini disambut dengan baik. Dan karena sudah bersikap ramah, orang Indonesia mengizinkan mereka berdagang.
Jacob Cornelisz Van Neck


Orang Belanda semakin banyak yang datang ke Indonesia. Pelayaran bangsa Belanda yang kedua ini berhasil mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Mereka pulang ke negeri Belanda dengan kapal-kapal yang dipenuhi rempah-rempah.


Pembentukan  VOC


Terbukanya jalur perdagangan di Indonesia menyebabkan munculnya persaingan diantara para pedagang, baik dengan Belanda sendiri maupun dengan pedagang Eropa lainnya. Mereka bersaing untuk membeli rempah-rempah sebanyak-banyaknya dari indonesia.

Pada tanggal 20 Maret 1602, Belanda mendirikan persatuan dagang atau kongsi dagang yaitu Perkumpulan Dagang Hindia Timur (Verenigde Oost Indische Compagnie) yang disingkat VOC.

Tujuan utama didirikannya VOC adalah untuk memenangkan persaingan dagang dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Pimpinan VOC disebut gubernur jenderal. Gubernur jenderal VOC yang pertama adalah Pieter Both.
Pieter Both

Untuk memperkuat kedudukan VOC di Indonesia, pemerintah Belanda memberikan hak istimewa (hak Octrooi) kepada VOC.
Berikut ini yang menjadi hak-hak istimewa VOC :

  1. Hak untuk memonopoli perdagangan
  2. Hak untuk memungut pajak
  3. Hak untuk memiliki tentara sendiri
  4. Hak untuk menguasai dan mengikat perjanjian dengan kerajaan kerajaan di daerah yang dikuasainya
  5. Hak untuk mencetak dan mengeluarkan uang sendiri
  6. Hak untuk mengumumkan perang dengan negara lain
  7. Hak untuk mengadakan pemerintahan sendiri

Setelah berhasil mendirikan organisasi VOC, kelompok pedagang Belanda menjadi semakin tertarik untuk menguasai daerah-daerah nusantara. Awalnya, kegiatan VOC hanya berdagang saja.

Akan tetapi, lama-lama VOC berusaha menguasai perdagangan (monopoli). Untuk mewujudkan maksud tersebut, VOC membentuk tentara pasukan, mencetak uang sendiri, dan mengadakan perjanjian dengan raja setempat.

Di Maluku VOC melakukan aktivitas Pelayaran Hongi (patroli laut) untuk mengawasi rakyat Maluku agar tidak menjual rempah-rempah kepada pedagang lain. Untuk mempertahankan harga, VOC juga memerintahkan penebangan pohon rempah-rempah milik rakyat. 
VOC memberikan hukuman berat kepada rakyat yang melanggar aturan monopoli. Pusat-pusat perdagangan yang berhasil dikuasai VOC adalah Ambon, Jayakarta, dan Banda.

Pusat perdagangan Jayakarta direbut Belanda pada masa Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen. Ia pun mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia. Coen kemudian membangun kota Batavia dengan gaya Belanda. Kantor VOC yang awalnya ada di Ambon dipindahkan ke Batavia.
Jan Pieterszoon Coen pengganti nama Jayakarta menjadi Batavia
Jan Pieterszoon Coen
VOC yang melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah. Artinya rempah-rempah dari rakyat Indonesia hanya boleh dijual kepada VOC dengan harga yang sangat murah. Tindakan ini sangat merugikan rakyat Indonesia.

Monopoli perdagangan VOC dilakukan dengan cara kekerasan terhadap penduduk yang berasal dari daerah penghasil rempah-rempah di Indonesia. Selain itu, mereka juga melarang dan mengancam orang-orang bukan Belanda apabila ingin berdagang dengan para penduduk lokal dari daerah penghasil rempah-rempah. Misalnya saja saat para penduduk Banda mencoba menjual biji pala kepada orang Inggris, Belanda menyerang dan membunuh semua penduduk Banda tersebut.

Akhirnya, Belanda memutuskan untuk mengisi daerah Banda dengan budak-budak dan pekerja-pekerja lain untuk menghasilkan biji pala. Karena ulah VOC tersebut, mereka harus menghadapi masalah politik dan berperang dengan para pemimpin di daerah Banten dan Mataram.


Pembubaran VOC


Pada awal abad ke-18, keadaan mulai berubah. Perdagangan rempah-rempah tidak lagi banyak menguntungkan. Indonesia tidak lagi menjadi satu-satunya penghasil cengkih, lada, dan pala karena negara-negara pedagang rempah-rempah menjadi berkurang. Setelah hampir 200 tahuh berkuasa di Indonesia, VOC mengalami kebangkrutan.

Penyebab kebangkrutan VOC 

1. Banyak pejabat VOC melakukan korupsi dan hidup mewah.
2. VOC harus menanggung biaya perang yang sangat besar.
3. Kalah bersaing dengan pedagang Inggris dan Prancis.
4. Para pegawai VOC melakukan perdagangan gelap.
5. Hutang VOC yang semakin menumpuk.


Pada Tanggal 31 Desember 1799, akhirnya VOC resmi dibubarkan oleh pemerintah Belanda. Pada tanggal 1 Januari 1800, kekuasaan VOC di Indonesia digantikan langsung oleh pihak pemerintah Kerajaan Belanda.


Semua hutang VOC ditanggung oleh Kerajaan Belanda. Sejak saat itulah, Indonesia diperintah langsung  oleh pemerintah Belanda. Pemerintahan Kerajaan Belanda atas wilayah Indonesia ini berlangsung sampai tahun 1942. Pemerintah Belanda di Indonesia dinamakan Pemerintahan Hindia Belanda.


EmoticonEmoticon